Kerangka Korban ke-10 Babe Ditemukan di Magelang
Kamis, 21 Januari 2010 | 16:57 WIB
TEMPO Interaktif, Magelang – Satu lagi kerangka bocah yang diduga korban sodomi dan mutilasi Baekuni alias Babe ditemukan di Dusun Mranggen, Desa Kajoran, Kecamatan Kajoran, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, Kamis (21/1). Penemuan kerangka yang diduga bernama Ardi, anak jalanan asal Jakarta dengan usia sekitar 11 tahun saat dibunuh itu atas pengakuan Babe. Lokasi yang dijadikan kuburan mayat Ardi ada di lahan milik Babe yang berada di tepi Sungai Gluthak di lereng Gunung Sumbing.
“Korban diduga berusia 11 tahun dan ini korban ke-10,” kata Ketua Tim Penyidikan dari Kepolisian Daerah Metro Jaya Ajun Komisaris Danang Aji di lokasi. Dia menambahkan, kerangka korban akan dibawa ke Laboratorium Forensik Polda Jawa Tengah di Semarang.
Penemuan kerangka korban yang sudah tidak utuh lagi itu setelah dilakukan penggalian oleh warga sekitar di lahan milik Babe dengan luas galian sekitar 2 meter x 2 meter dengan kedalaman sekitar 1,5 meter-2meter.
Di sekitar lahan kosong tersebut adalah lahan-lahan persawahan. Di atas lokasi yang dijadikan kuburan Ardi ditanami Babe dengan dua batang pohon mahoni. Saat dilakukan penggalian sekitar pukul 09.00 Wib itu, kedua batang pohon telah tumbuh tinggi dengan diameter sebesar paha orang dewasa. Kerangka korban dibungkus dengan karung goni.
Berdasarkan olah tempat kejadian perkara dari Polda Metro Jaya bersama tim Polwil Kedu dan Polres Magelang yang dilanjutkan dengan rekonstruksi yang terdiri dari 29 adegan itu terungkap bahwa Ardi sempat disodomi Babe dalam kondisi telah meninggal dunia.
Menurut pengakuan Babe, sebelumnya Ardi diajak ke ladangnya. Di sana, Ardi dipaksa untuk bersetubuh dengan cara disodomi, namun Ardi menolak. “Ayo main, pinta saya. Main apa? anak itu tanya. Tapi dia menolak, lalu saya bunuh,” kata Babe dalam rekonstruksi.
Korban dibunuh dengan cara dijerat dengan tali dalam posisi korban membelakangi Babe. Setelah korban mati lemas dengan posisi terduduk dan nyaris sujud, Babe melucuti celana dan kaos korban untuk kemudian disodomi.
Setelah itu, Babe memutiliasi tubuh korban menjadi empat bagian. Pertama adalah bagian kepala, bagian dada, kemudian kaki kiri dan kanan yang dipotong pada bagian lutut. “Pisau dan tali saya bawa dari Jakarta,” kata Babe.
Setelah itu, potongan-potongan tubuh korban dimasukkan ke dalam karung goni dan ditimbun dengan tanah. Babe sempat membersihkan diri dan pisaunya di sungai.
“Saya menanam pohon di sana satu bulan setelah kejadian,” kata Babe.
Sesampainya di rumah, Babe sempat ditegur keponakannya, Budiyanto, 36 tahun. “Saya ditanya habis dari mana. Saya bilang kalau habis mencari anak yang hilang, terus tidur,” kata Babe.
Secara terpisah, Budiyanto mengaku pernah menegur Babe saat itu, yakni pada 2004. Namun Budiyanto tidak melihat gelagat mencurigakan pada Babe. “Pakaian Pak Baekuni juga tidak terlihat lusuh, dia terus mandi dan tidur,” kata Budiyanto.
Terkait soal ada anak asuhnya yang hilang, diakui Budiyanto memang pernah ada kejadian tersebut. Namun Budiyanto sempat mendengar kabar, bahwa bocah yang bernama Rivan yang dirawat dan disekolahkan kakak Babe, almarhum Sambudi, telah ditemukan.
Di sisi lain, teman kecil Babe, Kusudaman, 50 tahun, menduga bahwa bocah yang dimutilasi dan dikubur di lahan tersebut adalah bocah yang dikabarkan hilang itu. Pasalnya, Sambudi yang diminta Babe mengasuh bocaah itu sempat terpaksa menggadaikan tanahnya untuk mencari bocah itu yang dikabarkan hilang.
“Memang Babe kalau pulang (ke Magelang) suka bawa anak-anak kecil dan itu berganti-ganti,” kata Kusudaman.
Hal tersebut diakui Budiyanto, bahwa setiap pulang ke Magelang sebulan sekali, Babe selalu membawa anak antara dua-tiga orang. Mereka menginap selama sehari semalam, kemudian berangkat lagi ke Jakarta bersama Babe.
PITO AGUSTIN RUDIANA
Sumber: http://dev.tempointeraktif.com/hg/hukum/2010/01/21/brk,20100121-220621,id.html
0 komentar:
Posting Komentar